Setiap hari, tiada kata untuk tidak berjalan sepanjang 16 kilometer. Desa kecil yang ku huni bersama dengan saudara-saudara dan kedua orang tuaku yang sungguh kolot dan tidak tertata dengan baik. Jalan bebatuan yang kujalani setiap hari membuatku terinspirasi untuk merobah masa depan yang lebih baik, ketika aku sudah dewasa kelak.
Hari-hariku selalu disibukkan dengan pekerjaan rumah, dan ketika ayam jantan telah berkokok, tandanya sudah pagi dan harus mempersiapkan sarapan pagi untuk saudara dan kedua orang tuaku. Dengan cuaca yang sangat dingin tak membuatku berontak untuk melakukan pekerjaan ritunitasku. Hari sudah mulai terang, kini harus berangkat sekolah dengan jarak tempuh 8 Km, kali 2 (PP) 16 Km per hari selama 6 tahun lamanya.
Sepulang dari sekolah, terik panas matahari membakar seluruh tubuhku disepanjang jalan menuju desa kecilku bersama-sama dengan teman-teman sekolah. Langkah demi-langkah kami lalui dengan menahan rasa lapar. Sesampai dirumah, rutinitas telah menanti, sepotong ubi yang telah tersedia untuk makan siang sebagai modal untuk melakukan aktifitas pekerjaan rumah.
Hari demi hari telah terlalui tanpa terasa, bahkan kesemuanya itu rasanya baru kemarin terjadi. Sampai pada usiaku sudah meranjak dewasa, kuberanikan untuk merantau ke sebuah Kota dengan harapan mendapat pekerjaan untuk membantu sanak saudara dan kedua orang tuaku kelak. Bersambung.......
0 comments:
Tinggalkan Komentar
Bila anda berkomentar, dimohon untuk tidak menempelkan LINK.... ! Terimakasih Atas Kerjasamanya.