Teknik Pengendalian Sosial Dalam Masyarakat

Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat. Pengendalian sosial juga merupakan mekanisme untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan mengarahkan setiap anggota masyarakat untuk bertindak menurut norma dan nilai yang telah melembaga.

Untuk mengendalikan permasalaha sosial yang kerap terjadi dalam lingkungan masyarakat, perlu dilakukan beberapa cara/teknik untuk mengatasinya. Adapun teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi penyimpangan sosial dalam masyarakat adalah:

1. Secara Persuasif. Pengendalian sosial ini menekankan pada usaha untuk mengajak/membimbing berupa anjuran (pendekatan secara halus). Misalnya, Pimpinan (Kepala Desa, RT, RW) memberikan nasihat secara kekeluarhaan pada anggota masyarakatnya agar tidak bertindak diluar norma-norma yang berlaku pada lingkungan masyarakat.
2. Secara Soercive. Pengendalian sosial ini dilakukan dengan tindakan ancama. Misalnya, apabila dengan cara pertama tidak berhasil karena kesadaran anggota masyarakatnya kurang, makan pimpinan (Kepala Desa, RT, RW) memberikan sanksi yang mendidik seperti, diancam tidak akan dilayani dalam urusan Akte Kelahiran, KTP, Surat Nika, Cerai dan lain-lain.

Teknik Pengendalian Sosial tersebut kemudian dapat juga dibagi menjadi dua bangian, diantanya:

1. Kompulsif (compulsion): yaitu, situasi yang diciptakan sedemikian rupa sehingga seseorang terpaksa taat atau patuh pada norma-norma yang berlaku. Contoh, seseorang yang melakukan tindak kriminal akan mendapat hukuman penjara seberat-beratnya.
2. Pervasi (pervasion): yaitu penanaman norma-norma yang ada secara rutin dengan harapan bahwa hal itu dapat membudaya dalam lingkungan masyarakat. Dengan demikian orang tersebut akan mengubah sikapnya. Contoh, bimbingan yang dilakukan secara rutin dalam Lempaga Pemasyarakatan, atau Panti Rehabilitas.